Banyak orang tertarik di padar modal namun mereka bingung cara memulai investasi saham seperti apa, khususnya bagi seorang investor pemula.
Karena saat ini, investasi saham menjadi salah satu hal yang semakin populer. Pasalnya, saham memang termasuk investasi yang sangat mudah dan nantinya bisa memberikan keuntungan yang banyak.
meski begitu investasi saham memiliki risiko yang tinggi juga, nah untuk itu perlu kiranya literasi yang baik ketika Anda akan berinvestasi di pasar modal.
Sebelum memulai investasi saham, perlu diketahui maksud dari saham itu sendiri. Saham adalah salah satu surat berharga yang digunakan untuk jual beli di pasar modal.
Saham juga bisa diartikan sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal yang digunakan sebagai bukti kepemilikan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan.
Sehingga, meskipun seorang individu sudah memiliki satu lembar saham saja, sudah bisa dikatakan sebagai pemilik perusahaan.
Peminat investasi saham selalu meningkat. Hal ini dikarenakan terdapat keuntungan yang tidak sedikit jika berhasil dalam investasi saham.
Terdapat dua jenis keuntungan berinvestasi saham, yaitu keuntungan dividen yang merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.
Contohnya adalah salah satu emiten membagi dividen per saham Rp 500,-. Rani memiliki sahamnya sebanyak 5.000 saham (50 lot). Jadi dividen yang diterima oleh rina adalah Rp 2.500.000 (belum termasuk pajak).
Dan yang kedua adalah Capital Gain, yaitu keuntungan yang diterima ketika menjual saham lebih tinggi dari harga beli. Sebagai contoh, Jihan membeli saham per saham Rp 3.000,- dan kemudian menjual pada harga Rp 4.000,-.
Capital Gain yang diperoleh adalah Rp 1.000,- untuk setiap saham yang dijual oleh Jihan.
Sebagai pemula dalam investasi saham, perlu diketahui bagaimana cara berinvestasi saham yang aman, tahapan-tahapannya, hingga memahami strategi investasi saham yang pas untuk pemula.
Namun pada dasarnya, terdapat tiga cara untuk mendapatkan saham, yaitu membeli saham di pasar perdana atau ketika sebuah perusahaan melakukan penawaran umum (go public), selanjutnya membeli saham di pasar sekunder atau yang telah tercatat dan diperdagangkan di bursa efek, dan yang terakhir membeli saham melalui reksadana dengan pembelian unit penyertaan reksadana.

Setelah mengetahui tentang saham dan cara dasar berinvestasi saham, sebelum lanjut ke tahapan investasi perlu diketahui langkah-langkah awal yang harus dilakukan untuk berinvestai saham, yaitu seperti:
1. Memahami tentang investasi saham.
Saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Dengan membeli saham, maka pembeli telah menjadi pemiliki atau pemegang saham dari perusahaan dan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajemen profesional untuk bisa mengelola dan meningkatkan nilai perusahaan.
2. Menentukan tujuan investasi.
Ketika tujuan sudah diketahui, maka secara otomatis jangka waktu investasi akan terlihat. Apakah investasinya untuk jangka panjang (10 sampai 20 tahun), jangka pendek (satu sampai tiga tahun, atau jangka menengah (tiga hingga lima tahun).
Selain jangka waktu, profil risikonya juga akan terlihat. Jika kebutuhannya adalah untuk jangka panjang, makin cocok pula saham sebagai instrumen investasi.
Sementara itu semakin pendeknya jangka waktu, maka pilihan investasinya juga harus yang minim risiko, mengingat fluktuasi harga saham di jangka pendek memang cukup tinggi.
3. Memilih sekuritas yang tepat.
Untuk memulai investasi, perlu untuk membuka rekening efek atau rekening dana nasabah di perusahaan-perusahaan sekuritas.
Setelah itu, perlu menyetorkan sejumlah uang ke rekening efek yang telah dibuat, dan nantinya akan bersifat seperti uang elektronik. Uang tersebut juga bisa digunakan untuk pembelian saham secara online.
Pembelian saham secara online dapat dilakukan dengan menggunakan uang tersebut. Tiap perusahaan sekuritas memiliki tarif transaksi atau biaya pembelian dan penjualan saham yang berbeda-beda.
4. Memahami perusahaan dan Industri yang akan ditanamkan sahamnya
Sebagai investor pemula, harus memulai dari perusahaan yang telah dipahami sektor industri dan kinerjanya, apakah kinerjanya sedang naik atau sedang surut.
Meskipun dana yang digunakan untuk investasi hanya sedikit, investor pemula harus mempunyai pegangan yaitu dengan menanamkan saham di beberapa perusahaan yang memiliki kinerja tinggi dalam memahami perusahaan yang sahamnya akan dibeli.
5. Mengatur pembelian yang tepat.
Hal yang ditakutkan oleh kebanyakan investor pemula adalah takut rugi. Sehingga di awal, bisa mencoba investasi saham dengan biaya yang sedikit saja, misalkan Rp. 5.000.
Di dalam transaksi saham dikenal dengan adanya satuan lot, dimana satu lot sendiri berisi 100 lembar saham. Harga satu lembarnya ada yang hanya Rp50, jadi 1 lot bisa berharga Rp5.000 saja.
Namun biaya kecil tersebut belum bisa memberikan keuntungan yang maksimal. Sehingga, sebaiknya pilih nominal yang nantinya ketika mendapatkan keuntungan 1% saja sudah terpuaskan, namun pastinya hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.
6. Pilih saham Big Caps
Yaitu saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga tidak mudah untuk dimanipulasi investor dengan modal besar. Istilah lainnya adalah Blue Chips atau saham lapis satu.
Kapitalisasi saham-saham tersebut bisa mencapai angka Rp40 triliun. Beberapa saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun dilihat berdasarkan harga sahamnya adalah seperti BBCA, BBRI, TLKM, UNVR, dan BMRI.
7. Pilih saham dengan PER (Price to Earning Ratio) yang rendah.
Rasio PER merupakan alat penghitungan harga saham perusahaan yang dibandingkan dengan keuntungan tahunan perusahaan.
Saham-saham dengan nilai Rasio PE rendah lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya.
Tingkat rasio tersebut akan menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E, maka semakin besar kepercayaan investor.
8. Menganalisa performa saham yang sudah dibidik sebelumnya.
Lebih baik melakukan analisis fundamental terlebih dahulu, dengan menggunakan pendekatan market value dengan membandingkan saham tersebut dengan kompetitornya di satu industri.
Analisis teknikal juga bisa dimanfaatkan investor untuk mendapatkan saham dengan harga terbaik.
9. Membentuk portofolio investasi saham.
Misalkan, 50% dari modal diinvestasikan ke sektor consumer goods (fmcg), 30% perbankan, dan 20% komoditas.
Usahakan untuk melakukan diversifikasi berdasarkan industri perusahaannya. Perlu diingat pula untuk memastikan bahwa tidak mengoleksi terlalu banyak atau terlalu sedikit emiten, karena resikonya sangat besar. Rekomendasi jumlah emiten maksimal adalah lima emiten.
Mengevaluasi performa portofolio saham secara berkala. Ketika ada kelemahan performa di beberapa saham yang dikoleksi, dianjurkan untuk melakukan analisis atau jika memungkingkan, mengganti saham dengan saham di sektor lain.

Jika sudah mantap untuk berinvestasi saham, bisa segera daftar dan membuka rekening efek untuk keperluan investasi saham. Caranya adalah :
- Mengisi formulir Pembukaan Sub Rekening Efek dan Formulir Rekening Dana Investor (RDI) yang telah disediakan Perusahaan Sekuritas.
- Memberikan dokumen yang diperlukan yaitu fotocopy NPWP dan KTP yang berlaku, serta fotocopy bagian depan buku tabungan yang akan didaftarkan dalam formulir Pembukaan Sub Rekening Efek
- Setoran dana awal ke rekening di bank RDI atas nama calon investor saham. Masing-masing broker menentukan deposit berbeda-beda, yang dimulai dari Rp. 100.000,-.
- Setelah disetujui, selanjutnya sudah siap untuk bertransaksi.
Nah jika sudah berniat ingin berinvestasi saham, pastikan mengetahui tentang seluk beluk investasi saham, serta langkah-langkah pertama dalam investasi saham. Selamat berinvestasi!