Investasimuda.com – Saham syariah saat ini sedang banyak diminati investor terutama mereka yang beragama muslim. Mengapa demikian? dan apa perbedaan dengan saham konvensional? Simak ulasan berikut ini agar semakin paham tentang perbedaan saham konvensional dan syariah.
Di era sekarang investasi saham merupakan suatu cara untuk menghasilkan uang dan cara berbisnis yang bisa dilakukan semua orang termasuk oleh seorang muslim, terlebih sekarang ada jenis saham syariah yang bisa Anda pilih dan tentunya tidak melanggar prinsip syariah.
Jika Anda sudah membeli saham di sekuritas maka akan memperoleh secarik kertas yang merupakan surat bukti atau sertifikat untuk menunjukkan bahwa Anda seorang investor.
Dari saham ini Anda bisa memiliki hak klaim atas penghasilan perusahaan untuk memperoleh kekayaan atas penyertaan modal di suatu perusahaan.
Harga Saham dan Faktor yang Mempengaruhinya

Dalam pasar modal, perubahan harga saham merupakan suatu hal yang wajar bahkan setiap hari harga saham selalu berubah. Agar Anda bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan, Anda harus mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi harga saham. Faktor utamanya adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berasal dari dalam perusahaan sehingga dikendalikan oleh manajemen perusahaan, contohnya pengumuman yang berhubungan dengan pendanaan. Selanjutnya adanya perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi juga mampu memengaruhi. Selain itu, adanya pengembangan atau ekspansi perusahaan, adanya pemogokan kerja oleh karyawan, dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang bisa mengubah harga saham karena adanya pengaruh dari luar perusahaan, seperti perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, inflasi, kebijakan pemerintah, tuntutan karyawan kepada perusahaan, gejala politik ekonomi dalam negeri, isu luar negeri, dan lain sebagainya.
Di Indonesia ada dua jenis investasi yaitu investasi secara konvensional dan investasi secara Syariah. Bagi Anda yang ingin melakukan investasi yang halal dan tidak melanggar aturan agama Islam, sebaiknya pilihlah investasi syariah.
Keuntungan Berinvestasi Syariah
Investasi syariah memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan investasi konvensional tanpa melanggar syariat islam karena investasinya terjamin kehalalannya. Dengan membeli saham syariah, terdapat potensi pasar yang potensial untuk berbisnis syariah yang nantinya akan berdampak baik untuk para investor sehingga para investor nantinya akan memiliki masa depan yang cerah.
Perbedaan Saham Syariah dan Saham Konvensional

Untuk Anda yang masih belum memahami apa perbedaan di antara saham syariah dan konvensional, simaklah penjelasan berikut ini.
1. Secara umum
Investasi syariah merupakan investasi halal yang sesuai tuntunan agama Islam dimana dalam pelaksanaannya harus sesuai prinsip-prinsip ekonomi Islam, sedangkan saham konvensional adalah seluruh saham yang terpenting sudah tercatat atau terdaftar di bursa efek tanpa menerapkan konsep halal dan haram dalam kegiatan operasionalnya.
Sebenarnya perbedaan saham konvensional dengan saham syariah terletak pada kegiatan usaha dan tujuan yang ingin dicapai. Saham konvensional merupakan surat bukti atau sertifikat yang menunjukan seseorang memiliki sebagian penghasilan atau aktiva perusahaan sebagai akibat adanya kepemilikan atau keikutsertaan investor sebagai pemodal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, nantinya pemodal bisa mengklaim penghasilan dan aktiva perusahaan tersebut tanpa memikirkan konsep halal dan haram.
Sedangkan Saham syariah merupakan sertifikat yang dapat menjadi bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan emiten memenuhi risiko keuangan yang ditetapkan dimana utang yang berbasing bunga pada asset tidak lebih dari 45% dan pendapatan bunga terhadap seluruh pendapatan tidak lebih dari 10%.
Ada beberapa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (fatwa Bapepam dan LK), diantaranya yaitu usaha:
- Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
- Lembaga keuangan konvensional termasuk perbankan dan asuransi konvensional yang di dalamnya terdapat aktivitas yang menimbulkan riba.
- Perusahaan yang memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan makanan dan minuman yang dikategorikan haram
- Perusahaan yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
- Emiten atau perusahaan yang pada saat transaksi tingkat hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.
- Perbedaan antara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa, baik itu saham biasa maupun saham preferen.
IHSG berguna untuk menilai situasi pasar secara umum, sebagai acuan perkembangan kegiatan di pasar modal, dan mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau malah penurunan.
Sedangkan indeks saham syariah merupakan suatu indikator yang menunjukkan kinerja ataupun pergerakannya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perbedaan berdasarkan jenis indeks
Dalam saham konvensional tidak ada pemisah antara emiten (perusahaan) halal dan haram.
Berbeda pada saham syariah apabila indeks dikeluarkan oleh emiten (perusahaan) konvensional, maka perhitungan indeks saham digolongkan berdasarkan yang memenuhi kriteria-kriteria syariah dan apabila indeks dikeluarkan oleh emiten syariah, maka indeks didasarkan pada keseluruhan saham yang terdaftar di perusahaan syariah.
3. Perbedaan antara return saham konvensional dan saham syariah

Investor perlu untuk melihat apakah saham yang ditanamnya dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan harapan atau tidak.
Selain itu, dengan melihat return, Anda dapat memperoleh kepuasan yang lebih dan lebih mempertimbangkan sebaiknya harus megambil keputusan untuk berinvestasi ke perusahaan (emiten) mana atau berinvestasi melalui saham konvensional ataukah ke saham syariah.
Tingkat pengembalian (return) realisasi saham dapat diukur dengan cara melakukan perhitungan selisih antara harga saham periode berjalan dengan harga saham pada periode sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian saham konvensional (IHSG) memiliki rata-rata tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada tingkat return saham syariah (ISSI). Namun, perbedaan tingkat pengembaliannya tidak terlalu signifikan antara keduanya. Meskipun begitu, hal ini dapat membuktikan bahwa saham syariah ternyata memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan saham konvensional.
4. Perbedaan risiko (risk)
Risiko atau risk merupakan suatu penyimpangan yang terjadi dari masing-masing return saham. Ada dua risiko yaitu risiko sistematis yang merupakan risiko yang terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, bisa karena inflasi, resesi, atau sebagainya. Yang kedua adalah risiko tidak sistematik yang merupakan risiko dalam perusahaan yang dapat dihilangkan, contohnya seperti tuntutan pihak lain, adanya mogok yang dilakukan buruh, penelitian yang gagal, dan sebagainya. Semakin besar penyimpangan yang terjadi pada tingkat pengembalian maka risikonya pun semkain besar.
Baik saham konvensional maupun saham syariah keduanya memiliki risiko seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, antara saham konvensional dan saham syariah perbedaannya tidak terlalu signifikan tergantung kinerja perusahaan.
5. Perbedaan pertumbuhan di saat pandemi COVID-19

Saat pandemi COVID-19 semua lini kehidupan mengalami perubahan termasuk pada investasi. Baik saham konvensional (IHSG) dan saham syariah (ISSI), keduanya mendapatkan pengaruh akibat pandemi ini yaitu adanya pertumbuhan yang negatif.
Hal ini disebabkan banyak faktor seperti adanya perang harga minyak dunia antara Rusia dan Arab Saudi, keterbatasan ekspor barang yang menyebabkan perusahaan mengalami penurunan pendapatan, dan keputusan The Fed untuk menurunkan tingkat bunga.
Kedua saham ini mengalami hal yang sama karena komposisi indeks syariah sebenarnya juga berasal dari IHSG (saham konvensional). Jadi apabila IHSG tertekan, indeks syariah akan ikut terkena imbas.
Itulah beberapa penjelasan mengenai perbedaan antara saham konvensional dan saham syariah. Tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, perbedaannya hanya terkait dengan kegiatan usahanya dan tujuan yang ingin dicapai.
Baca juga: 13 Daftar Saham Blue chip Terbaru, Wajib Diketahui Investor Pemula!