Saham Yang Paling Banyak Diminati Investor

Deretan Saham Yang Paling Banyak Diminati Investor

Pasar Modal

Memilih langkah untuk berinvestasi di pasar modal menjadi pilihan yang saat ini menjanjikan. Memang, akan selalu ada resiko di setiap perputaran harga saham setiap saatnya, namun berbagai macam keuntungan yang menyertai di dalamnya masih menjadi daya tarik yang diminati oleh banyak kalangan.

Tahun lalu saja, disaat kondisi dunia sedang ada di puncak pandemi dan ekonomi banyak negara mengalami anjlok, investasi di pasar modal justru mencatatkan penambahan jumlah investornya. Bursa Efek Indonesia mempublikasikan ada 2,81 juta investor pasar modal, dinana 1,19 juta diantaranya adalah para investor saham. Bahkan pembukaan rekening sekuritas di berbagai perusahaan keuangan mengalami lonjakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat masih normal.

Tingginya angka-angka tersebut bukan tanpa alasan, para investor pasti sudah memperhatikan banyak hal sebelum menginvestasikan dana dan waktu mereka di pasar modal. Melihat harga saham yang saat itu sedang terkoreksi dan ada di jangkauan mereka, juga waktu yang lebih luang karena bekerja dari rumah menjadi dua alasan yang menguatkan mereka untuk memilih terjun juga di dunia pasar modal.

Namun sebelum benar-benar ingin ikut bergabung dengan segala hal yang menyeret saham-saham tersebut, para investor baru yang utamanya masih awam amat perlu untuk melakukan survei terlebih dahulu, mengenai saham mana yang sekiranya cocok untuk mereka dan memberikan banyak profit.

Salah satu cirinya adalah dengan memperhatikan saham-saham mana saja yang paling banyak dilirik oleh investor dan memiliki banyak peminat di dalamnya. Setidaknya ada beberapa nama saham dibawah ini yang bisa menjadi rekomendasi untuk dipilih. Saham-saham tersebut tercatat mempunyai jumlah investor dan peminatnya yang cukup tinggi. Berikut ini deretan saham yang investornya paling banyak:

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
BCA

Posisi puncak sebagai perusahaan yang paling banyak diminati investor saham ditempati oleh perbankan yang juga milik grup Djarum. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dan cukup populer dalam sekuritas ini mencatatkan nilai transaksinya saham yang cukup fantastis karena tingginya angka saham mereka. Tercatat ada sekitar Rp. 3,44 triliun dengan total frekuensi perdagangan saham sebanyak 82.365 kali.

2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Di angka kedua masih dimiliki oleh emiten bank di negeri ini. BRI mencatatkan nilai transaksi saham mereka di angka yang sama-sama melebihi 3 triliun, yaitu tepatnya Rp. 3,03 triliun dengan total frekuensi perdagangan sahamnya justru lebih tinggi dari BCA, yaitu 102.287.

3. PT Astra International Tbk (ASII)

Berbeda dari dua nama sebelumnya yang nilai transaksinya mencapai 3 triliun, Astra sedikit lebih kecil dengan masih mencatatkan nilai transaksi sahamnya di angka Rp. 2,51 triliun dan mempunyai total frekuensi perdagangan saham ada sampai 71.406 kali.

4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Nilai transaksi saham perusahaan yang bergerak di pertambangan ini juga tidak berbeda jauh dengan Astra, nilai transaksi mereka berada di kisaran angka Rp. 2,36 triliun. Yang mencengangkan adalah total frekuensi perdagangan mereka yang tembus sampai 181.028 kali. Pada awal kalender bulan Mei 2021 lalu, ANTM memang menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan. Hal ini dipatenkan oleh Bursa Efek Indonesia yang turut menjabarkan data bahwa ANTM saat itu memang menjadi saham teraktif yang paling banyak diburu oleh investor.

5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Emiten perbankan nampaknya masih betah mendominasi pasar modal dan diminati banyak investor. Setelah sebelumnya ada BCA dan BRI, kali ini Mandiri juga turut menjadi perusahaan sekuritas yang diminati oleh para investor. Nilai transaksi saham di Mandiri mencapai Rp. 1,88 triliun dengan total frekuensi perdagangan yang ada di angka 59.590 kali.

6. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

Perusahaan ini mempunyai nilai transaksi saham yang lumayan juga, yaitu ada di kisaran Rp. 1,51 triliun. Dimana total frekuensi perdagangan mereka mencapai 56.696 kali. Pada bulan Mei lalu Telkom juga mencatatkan volume atau jual beli saham dalam aksi jual beli mencapai 677 juta lembar saham.

7. PT Timah Tbk (TINS)

Perusahaan di pertambangan ini juga tak kalah menggiurkan untuk dijadikan rekomendasi investasi di pasar modal. Nilai transaksi saham mereka memang hanya ada di angka Rp. 1,49 triliun. Namun yang mencengangkan adalah total frekuensi pernapasan mereka yang terbilang cukup tinggi sampai 145.487 kali.

8. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)

Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan penyiaran ini menjadi pembeda diantara deretan perusahaan keuangan dan pertambangan yang mendominasi pasar modal dengan investor mereka yang banyak. EMTK hadir dengan nilai transaksi saham mencapai Rp. 1,3 triliun meskipun total frekuensi perdagangan mereka hanya 19.015 kali.

9. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Masih di lingkup emiten perbankan. BNI Hadi dengan nilai transaksi saham mereka di angka Rp. 1,21 triliun dan total frekuensi perdagangan mereka yang cukup lumayan juga di angka 56.566 kali.

10. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)

Emiten terakhir yang paling banyak diminati dalam daftar ini masih menjadi milik perbankan. AGRO memiliki nilai transaksi harian saham mereka di angka Rp. 1,14 triliun. Nilai transaksi sahamu memang masih dibawah beberapa perusahaan diatas, namun total frekuensi perdagangan mereka melaju cukup pesat sampai 121.478 kali.

Apa dampaknya jika investor semakin banyak?

Investor semakin banyak

Lalu apa artinya angka-angka tersebut? Dimana setiap emiten seakan berlomba-lomba untuk menunjukkan saham siapa yang paling laris diminati? Pertanyaan seperti apakah banyak investor juga berbanding lurus dengan prospek yang bagus pasti sering terlintas dalam pikiran para pelaku yang akan memulai untuk berinvestasi di pasar modal.

Jadi, penjelasan mengenai pertanyaan tersebut adalah ada perilaku yang disebut dengan herding behaviour dalam dunia transaksi saham. Untuk lebih sederhananya mungkin seperti ini, jika salah satu saham sedang ada di fase naik apalagi kenaikannya itu terbilang cukup signifikan, maka orang-orang akan beramai-ramai untuk ikut juga membeli saham tersebut.

Hal itu menjadikan saham tersebut langsung memiliki jumlah investor yang melonjak naik. Ini bahkan berlaku untuk saham gocap jika andai saja mereka ada di fase naik yang signifikan, para investor juga pastinya akan berbondong-bondong untuk memilihnya.

Jika ingin melihat alasan yang praktis, bisa juga dengan semakin tingginya para investor atau pemegang saham di suatu emiten atau perusahaan sekuritas, maka akan mempengaruhi harga saham yang juga semakin sulit dimanipulasi.

Namun jangan langsung berpikir skeptis, jumlah pemegang saham yang sedikit pada suatu emiten bukan berarti mereka akan mudah dimanipulasi. Bisa saja karena para investor mengambil alih saham saat harganya sedang anjlok dan mereka memanfaatkannya untuk investasi jangka panjang, yaitu dengan menunggu sampai harga saham tersebut kembali stabil atau bahkan naik secara signifikan.

Baca juga: Tahapan Cara Beli Saham Secara Online untuk Pemula

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *